Saturday 8 June 2013

TAK BISA UTUH



Foto ini menggambarkan suasana hatiku pada saat foto ini diambil. Yah, tidak pas batas kiri dan kanan, terpotong.. bisa dibilang tidak lengkap. Foto ini diambil pada tanggal 4 Juni 2013 ketika aku mendampingi murid2ku wisata ke WBL (Wisata Bahari Lamongan). Bermodalkan camdig yang harus dihemat baterai nya, aku minta tolong seseorang itu memfotokannya. Dan, walaaaa... seperti diatas itu jadinya. Melihat foto ini, mengingatkanku pada seseorang. Yang kemanapun aku pergi, dia selalu menjadi bak seorang fotografer handal bagiku. Yang selalu siaga untuk mengambil gambarku apapun pose-ku. Ketika liburan ini, dia tidak bisa ikut bersamaku karena ada pekerjaan. Andaikan dia ada bersamaku saat itu, foto diatas pasti sempurna. Dan aku tersadar bahwa, ini hanya kejadian kecil dalam hidupku; sangat kecil. Hal sekekcil ini saja aku sudah sangat membutuhkannya, apalagi jika berhubungan dengan my whole life? yah.. aku membutuhkannya lebih dari sekedar untuk mengambil foto untukku. Aku membutuhkannya untuk keseluruhan hidupku. Aku tanpanya tak bisa utuh... My komodo.. My everything ... :*


Crying is Allowed





Semua orang punya masalah sendiri-sendiri bahkan dengan dirinya sendiri. Mereka juga punya cara tersendiri untuk mengatasi. Kabar gembiranya, kita berhak untuk berpesta ria dengan permasalahan kita. Entah bagaimana caranya kita menikmati masalah kita, selama itu masih dibatas kewajaran dan tidak melanggar peraturan, semuanya diperblehkan. Mau menangis, mengurung diri di kamar, atau apapun selama itu tidak melanggar aturan yang ada dan itu bisa melegakan kita, lakukan saja. Namun, kewajiban kita muncul setelah itu. Setelah kita puas berpesta dengan masalah kita, sudah saatnya kita bangkit untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah ada untuk dihadapi, bukan untuk ditangisi. Memang kita kalah di awal, dengan kita menangis dan meratapi masalah yang melanda. Hanya saja, pahlawan kadang menang belakangan. Nah, seperti gambar diatas, yuuk.. kita bangkit dari keterpurukan. Menangis sekali atau dua kali  tidak masalah. Masalahnya, jangan sampai keterusan dan kita doing nothing. Kapan dong kita jadi pahlawan untuk diri sendiri kalau kita tidak bangkit dari tragedi diri kita sendiri?. Kita manusia, yang tidak bisa selamanya kuat. Tapi, kita punya akal untuk bangkit dan mengatasi masalah kita sendiri. Jangan sampai orang lain, lebih kuat dari kita. Karena kita sama-sama manusia, kalau mereka bisa kenapa kita tidak? Jangan sampai masalah menertawakan kita. Tertawakan masalah yang ada dengan bangkit segera....


Note:

Tidak ada bakat motivator, hanya sekedar sharing ringan buat yang punya masalah.. semoga bermanfaat ^_^

PINK - TRY

PINK, dengan lagunya yang berjudul TRY, sudah seminggu ini menemaniku untuk melatih saraf-saraf otakku. Yah, latihan kecil agar otak ini tak nganggur. Bisa dipakai untuk meramaikan suasana saat hening di kamar mandi, ataupun ketika istirahat setelah selesai mengerjakan sesuatu. Lumayan bisa menangkap semua katanya, namun setelah di check di google, ternyata masih aja ada kata yang missing :D. Lagu yang pertama kali aku dengar di X-Factor Season 1 (dinyanyikan Novita Dewi), langsung nempel erat di telinga :D Bagus .. hehe 

Mau tahu lyric-nya? ini diaa....


Ever wonder about what he’s doing

How it all turned to lies
Sometimes I think that it’s better to never ask why



Where there is desire
There is gonna be a flame
Where there is a flame
Someone’s bound to get burned
But just because it burns
Doesn’t mean you’re gonna die
You’ve gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try
You gotta get up and try try try



Eh, eh, eh



Funny how the heart can be deceiving
More than just a couple times
Why do we fall in love so easy
Even when it’s not right



Where there is desire
There is gonna be a flame
Where there is a flame
Someone’s bound to get burned
But just because it burns
Doesn’t mean you’re gonna die
You’ve gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try
You gotta get up and try try try



Ever worried that it might be ruined
And does it make you wanna cry?
When you’re out there doing what you’re doing
Are you just getting by?
Tell me are you just getting by by by



Where there is desire
There is gonna be a flame
Where there is a flame
Someone’s bound to get burned
But just because it burns
Doesn’t mean you’re gonna die
You’ve gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try
You gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try
You gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try



You gotta get up and try try try
Gotta get up and try try try




Wednesday 1 May 2013

NAMAKU DI SALJU










Note:

Aku belum bisa merasakan/menyentuh salju/melihat salju secara langsung.. aku baru bisa melihat salju lewat fotomu..
Tapi paling tidak.. namaku sudah bisa merasakannya karena dirimu menuliskan namaku disana.. semoga aku bisa melihat dan menyentuh salju secara langsung (secepatnya)... bersamamu.. Amiiin....

]Terima kasih sayang..  terima kasih :*

ASAKU PUTUS



Kutemukan kedua sayapku retak hampir patah
Seakan tak sanggup terbang tinggi melawan arah
Kaki, tangan, kepala.. semuanya... terasa kering tak teraliri darah

Mata tak lagi mampu mengatakan semua rasa
Bibir tak ingin membuka seluruh kata
Mimpi semakin jauh untuk menjadi nyata
Semua rasa berakhir menjadi asa

Aku bergerak tak ada pola
Hanya mengikuti kemana canda menemui tawa
Mencoba terus berenang tanpa gaya
Dan berlayar tanpa nahkoda

Asaku sudah kehilangan cangkangnya
Panas keadaan sudah merasuk ke dagingnya
Pahit empedu menerobos mengisi hatinya
Perlahan putus memisah semangatnya

Tak ada pilihan kecuali berpondasi lebih kuat
Tetap berjalan seolah-olah sudah dekat
Terus menatap lepas meratap
Meluruskan tulang berjalan tegap

Tuhan Penyayang memberiku uluran tangan-Nya
Tak terlihat namun kupercaya kan sangat luar biasa
Perlahan tak bisa dipastikan, asaku harus bersatu!




A P P L I C A T I O N (METHODOLOGY)



Iseng-iseng bongkar folder-folder di komputer, tepatnya folder-folder tugas kuliah, ketemu materi ini.. jika dilihat pada details file nya, file ini dibuat pada tanggal 29 Novermber 2010. Yah, ini merupakan salah satu tugas kelompok dari mata kuliah ESP (English for Specific Purposes) yang kemarin diampu oleh pak Arri Kurniawan, S.S, M.Pd...
Hanya saja, saya lupa sumber buku/pustakanya...hehe.. tapi akan tetap saya posting, barangkali dibutuhkan...^_^


S E C T I O N 3
A P P L I C A T I O N
(METHODOLOGY)

          In this chapter, we will present about model lessons to illustrate the practical implications of theories of learning and model of learning for the classroom.
            First, let us extend the theoretical models we have considered and outline some basic principles of  language learning, which will underpin a learning-centered methodology.
Those basic principles of language learning are :
·        Second language learning is a developmental process. Learners use their existing knowledge to make the new information comprehensible (comprehensible precedes learning). So, the learners’ existing state of knowledge is a vital element in the success or failure of learning, then the good teacher will try to establish and exploit what the learners already know.
·        Language learning is an active process. The learners must have the necessary knowledge to make things meaningful, then use that knowledge. In this case, the language processing activity is the important factor. In practical term, this means that ”activity” should not be judged in terms how much learners say or write, but in terms how much the learners have to think (to use their cognitive capacities and knowledge of the world to make sense of the flow of the new information).
·        Language learning is a decision-making process. In this case, the learners must be decision-makers. The process of developing and using a network of knowledge relies upon a train of learner decision; what knowledge is new?, how does it relate to the existing knowledge?, and soon.
·        Language learning is not just a matter of linguistic knowledge. The most fundamental problem of second language learning is the mismatch between the learners’ conceptual/cognitive capacities and the learners’ linguistic level. This is a particular problem in ESP, where the learners’ knowledge of their subject specialism is in high level, but their linguistic knowledge is virtually nil. For that, teaching must respect both levels of the learners’ state.
·        Language learning is not the learners’ first experience with language. The learners must know what communication is and how it is used. The learners’ knowledge of communication should be actively exploited in second language learning.
·        Learning is an emotional experience. We must concern in developing the positive emotions as opposed to negative ones by, for example using pair and group work to build an existing social relationships, valuing attitude as much as aptitude and ability, and etc.
·        Language learning is to a large extent incidental. The learners learn a language incidentally, while they are thinking about something else. The problem which appears do not have to be language problem. So, the problem should oblige the learners to use language and thereby to fix the language in the matrix of knowledge in their minds.
·        Language learning is not systematic. We learn by systematizing knowledge, but the process is not. So, the learners must create an internal system which is may be helped by external system.

For applying the model lessons based on the outlined principles, we must exploit a number of simple techniques, they are:
1.     Gaps
There is no need to think if everything is certain known. Learning demands thinking. And that demands in created by gaps. There are many types of gaps, which can be exploited:
a)      Information gaps. One learners has some information, another does not. So, there is a need to communicate and share the knowledge.
b)      Media gaps. The information should available in one medium and needs to be transferred to another medium.
c)      Reasoning gaps. There are clues and pieces of evidence, but the answer needs to be extrapolated.
d)       Memory gaps. The learners have received some information in one stage of the lesson. Then, they must use their memories to reconstruct it.
e)      Jigsaw gaps. All the part are there, but they need to be put together to form a complete unit.
f)        Opinion gaps.
g)      Certainty gaps.
The gaps is the hole/missing bits that seize the mind and trigger to the thinking processes. The teacher should create the gaps which stimulate the learners’ thinking process.
2.     Variety. The variety is used to get repetition necessary to help learning. Variety as a spice in the learning, can be achieved in many ways:
a)      Variety of medium: text, tape, picture, speech.
b)      Variety of classroom organization: whole class, pair, individual, group.
c)      Variety of learner role : presenter, evaluator, receiver, thinker, negotiator.
d)      Variety of exercise, activity, or task.
e)      Variety of skills ; reading, listening, writing, speaking, graphic skills.
f)        Variety of topics
g)      Variety of focus : accuracy, fluency; discourse, structure, pronunciation, etc.
3.     Prediction.
Prediction is a matter of using existing knowledge of pattern or system in order to anticipate what is likely in a novel situation. It is the central both to language use and language learning. By predicting:
o       The learner confidence will be built, because they aware with their potential knowledge
o       The teacher will not able to discover where the gaps in knowledge are, so the teaching can be more relevant to needs
o       The learners’ mind be active and ready to learn
o       Give the students an ego investment. When they are making prediction, they are also investing part of their self-esteem in their decisions and choices.
4.     Enjoyment
Enjoyment is the simplest way to engage the learners’ mind. This is an aspect of pedagogy of that is taken for granted with children, but it si too forgotten with adults. The most important, the learners do not until be bored.
5.     An Integrated Methodology
The range of skills is used to make easier in achieving  a high degree of recycling and reinforcement, while maintaining the learners’ interest.
6.     Coherence
Each stage of lesson should build on previous stages and lead naturally into the following stages. It should be clear where the lesson is going.
7.     Preparation
The teacher not only prepare their planning but they also prepare the learner to learn. The preparation for an activity forms the greater part of the lesson. This is a matter for building up the context of the language around material and the learners’ mind to learn.
8.     Involvement
The learners need to be involved both cognitively and emotionally in the lesson. The simplest way is asking them question. Don’t tell them about things they have already known. In asking question we must avoid a question which difficult to be answered, then we must be patient in waiting their answer because the learners should feel the their contribution the lesson.
9.     Creativity
The language is dynamic. The activity should reflect that. So, the learning activity allows different possible answer and different levels of response.
10.  Atmosphere
The cultivation of a cooperative social climate within the classroom is very important. So, the teacher should consider about their relationship with the learners. 

TEACHING MEDIA



Postingan ini terinspirasi dari sms-sms adik tingkat yang menanyakan media apa yang cocok untuk mengajarkan bahasa inggris, hehe..yaa.. musim-musim Microteaching atau PPL lumayan rame sms dari junior mengenai media pembelajaran Bahasa Inggris (English Teaching Media). Alhamdulillah, nemu lagi file ini di komputer. Tapi maaf, lupa dapat file ini darimana… hehe.. semoga bermanfaat! :D

PENGGUNAAN BENDA-BENDA SEBENARNYA DAN BROSUR

Benda- benda sebenarnya yang dimaksud adalah petunjuk- petunjuk yang tertempel pada kaleng-kaleng makanan, botol-botol minuman atau kotak bekas wadah yang tak terpakai. Termasuk pula ke dalam kelompok benda-benda sebenarnya ini adalah artikel, iklan, majalah bekas, serta tiket pesawat bekas.
Untuk membuat siswa tertarik kita juga bisa menggunakan brosur sbagai alat bantunya. Brosur yang bisa digunakan  antara lain: brosur tentang macam dan jadwal pertunjukan suatu tempat rekreasi, pertunjukan pusat kesenian atau brosur tentang peraturan pemakaian perpustakaan umum atau terbatas untuk kalangan siswa dan mahasiswa.

APLIKASI
1.  Untuk mengajarkan reading
·        Buatlah  3 kolom di papan tulis tentang : UTENSILS, INGREDIENTS, PROCEDURE.
·        Kemudian tanyakan berupa hal diatas kepada siswa
2.  Untuk mengajarkan Kosakata
Untuk penggunaan brosur pertama disajikan pengenalan kosakata yang kemudian bisa dilanjutkan dengan pengajaran speaking/ conversation


PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLES DAN RIDDLES


Riddles atau yang lebih dikenal dengan teka-teki kata-kata, sedangkan Crossword puzzles nama lain dari teka-teki silang.

APLIKASI

1.     Untuk Riddles dan Crossword Puzzles, sebaiknya guru mengecek terlebih dahulu daftar kosa kata yang akan digunakan  setidaknya kata-kata yang terlebih dahulu telah dipahami siswa.
2.     Bila mengalami kesulitan minta mereka (siswa) untuk mengerjakannya berkelompok. Lebih tepatnya buat semacam kompetisi untuk membuatnya menjadi lebih menarik.


PRINSIP MEMBUAT PICTURE CHART DAN PENERAPANNYA


1.     Untuk membuat Chart anda memerlukan kertas dengan ukuran 60 cm x 85 cm, mungkin juga lebih tergantung ukuran ruangan. Chart bisa menggambarkan satu object atau satu kegiatan dengan ukuran gambar lebih kecil.
2.     Gambar Chart dapat dibuat dalam dua kategori : yang menggambarkan suatu topik atau situasi orang beserta kegiatannya di rumah, di sekolah, dan sebagainya.

APLIKASI

1.     Pengajaran Structure
Bisa berfungsi sebagai reinforcement pengajaran  Present Continuous Tense. Berikan/ siapkan satu set pertanyaan pada siswa dengan menggunakan tenses yang sedang diajarkan.
2.     Pengajaran Vocabulary


PRINSIP MEMBUAT PAPAN FLANNEL DAN PENERAPANNYA


Papan flannel ( flannel board) adalah sebuah papan yang salah satu permukaannya dilapisi kain flannel. Pada permukaannya ini dapat ditempelkan gambar-gambar yang juga terbuat dari flannel. Apabila tidak ada flannel sebagai pengganti gunakan kertas empelas. Papan ini dapat dibuat dengan mudah yaitu dengan melemkan bahan flannel atau penggantinya pada papan triplek atau karton tebal.

APLIKASI
1.     Untuk pengajaran Kosakata
2.     Latihan menyusun Kata/ kalimat menjadi paragrap singkat
3.     Pengajaran Structure, susunlah suatu kata kemudian minta siswa mengubahnya menjadi sesuai dengan yang diminta guru.
4.     Story telling : susunlah gambar sesuai dengan cerita yang telah anda siapkan terlebih dahulu.


PENGGUNAAN POCKET CHART


Pocket Chart adalah alat Bantu mengajar bahasa yang terdiri dari karton tebal berukuran kira-kira 60 cm panjangnya dan 40 cm tingginya, dimana ditempelkan beberapa deret kantong setinggi 5 cm dan kartu-kartu dapat dimasukkan kedalam Chart tersebut.

APLIKASI
Pocket Chart berguna untuk mengajarkan susunan tipe kalimat : kalimat berita, Tanya,perintah; jenis-jenis kalimat seperti kalimat aktif, kalimat pasif dan pola-pola kalimat yang lain. Acaklah susunan tipe kalimat diatas dan minta siswa untuk menyusun kembali dengan urutan yang benar sesuai polanya.


PRINSIP PERMAINAN BAHASA (GAMES) DAN PENERAPANNYA


1.     Games yang dilaksanakan untuk pendekatan mencapai tujuan KBM.
2.     Jenis Games disesuaikan kemampuan siswa dalam belajar bahasa di kelas.
3.     Peraturan harus jelas dan tegas serta telah disepakati bersama siswa.
4.     Permainan dilaksanakan di tengah atau diakhir BM bukan pada awal.
5.     Pilih permainan yang melibatkan seluruh siswa.
6.     Sebagai guru hendaknya bertindak sebagai pengelola games, tegas dan adil.

APLIKASI
1.     Untuk Pengajaran Listening
Salah satu contoh game adalah Whispering (bisik berantai)
2.     Untuk Pengajaran Speaking
Salah satu contohnya  adalah Identify ( Permainan ambil-ambilan)
3.     Untuk Pengajaran Reading / Vocabulary
Salah satu contohnya Matching/ pigeon holing words.
4.     Untuk Pengajaran Structure
Salah satu contohnya adalah TIC-TAC-TOE













Wednesday 24 April 2013

SAMBUTAN WAKIL LULUSAN



Dan inilah, sambutan yang saya buat untuk saya bawakan pada Yudisium Semester Genap tahun 2011/2012, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Madiun..


SAMBUTAN WAKIL LULUSAN
YUDISIUM SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 
19 September 2012


Yth. Bapak Rektor/ Wakil Rektor 1 IKIP PGRI Madiun

Yang kami hormati, Bapak Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Bapak Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ibu Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Bapak-bapak, Ibu-Ibu Dosen, Staf dan Karyawan di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun, para undangan dan para lulusan yang kami sayangi dan kami banggakan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, kita semua dapat berkumpul di gedung Graha Cendekia IKIP PGRI Madiun ini dalam rangka acara Yudisium Semester Ganjil Tahun Akademik 2012/2013, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun.


Pada kesempatan yang baik dan membahagiakan ini, izinkan saya mewakili para lulusan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, menyampaikan ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada lembaga IKIP PGRI Madiun, yang telah memberikan kami kesempatan untuk bisa menimba ilmu di lembaga ini serta berperan serta dalam merelisasikan visi dan misi institusi.
Terima kasih juga untuk seluruh pimpinan Institut, seluruh pimpinan Fakultas, pimpinan program studi,  seluruh dosen, seluruh staff dan karyawan yang telah membantu dan memfasilitasi kami dalam mendalami bidang keilmuan kami, dalam mengoptimalkan potensi diri kami, untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa mendatang.
Terima kasih juga kami sampaikan untuk forum-forum, diskusi-diskusi dan perdebatan-perdebatan ilmiah, untuk canda dan tawa, yang semuanya penting dalam proses pendewasaan kami sebagai insan-insan akademis.

Rasa terima kasih yang tidak akan pernah henti-hentinya, kami persembahkan kepada kedua orangtua dan keluarga kami. Kami menyadari bahwa yang kami capai saat ini, diantaranya adalah berkat kerja keras, kesabaran, dan kasih sayang mereka.
Semoga seluruh nilai yang telah ditanamkan dan bimbingan yang diberikan, mampu bersinergi dengan apa yang kami peroleh di IKIP PGRI Madiun, sehingga kami menjadi insan-insan yang memiliki karakter dalam mengemban amanah kami.
Semoga amal baik yang telah diberikan, dengan segala ketulusan dan keikhlasan kepada kami semua, mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Rekan-rekan Lulusan FPBS yang berbahagia,
Harus kita sadari bahwa momen Yudisium bukan sekedar merupakan momen suka cita atas selesainya masa studi kita, namun momen Yudisium ini, justru merupakan momen untuk merefleksikan makna dari kelulusan kita dari IKIP PGRI Madiun dan amanah yang dimiliki IKIP PGRI Madiun sebagai pusat pengembangan tenaga kependidikan.
Kelulusan bukan akhir, melainkan awal dari perjuangan sesungguhnya. Setelah berusaha mengenali diri kita dan mengembangkan potensi yang kita miliki selama mengikuti proses pendidikan di IKIP PGRI Madiun, kini kita tiba di dunia yang sesungguhnya. Hari ini kita harus bangga, bukan hanya karena capaian akademis yang kita dapatkan, tetapi karena mulai hari ini kita memperoleh amanah baru untuk menjadi para ilmuwan, para pendidik yang mampu menjadi orang hebat untuk masyarakatnya, mampu merekayasa keadaan masyarakat agar mampu menjadi masyarakat yang cerdas, mandiri dan sejahtera.

Perlu kita sadari bersama bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang, kuliah adalah menabung. Mari hal ini kita jadikan sebagai slogan kita.
Mari kita menjadi orang-orang yang berani menggagas, berubah, dan berkarya,
Mari kita penuhi panggilan kita sebagai bagian dari IKIP PGRI Madiun,
Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.

Kami berharap, semoga di masa mendatang IKIP PGRI Madiun semakin berjaya, menjadi lembaga pendidikan pencetak tenaga kependidikan yang unggul yang sanggup memenuhi tuntutan perkembangan jaman.

Terakhir, mengutip kata dari salah seorang filosof dari China, it doesn’n matter how slowly you go so long as you do not stop. Tak masalah beerapa banyak atau berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, yang terpenting kau tidak akan pernah berhenti mencapai tujuanmu itu.

Sebagai penutup, kami ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, apabila selama proses pendidikan di kampus ini kami sempat berbuat kesalahan.

Demikian sambutan dari saya. Mohon maaf apabila ada kata-kata maupun perilaku yang kurang berkenan di hati.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
WAKIL LULUSAN, TRIKARTIKA WATI